Menjelang Idulfitri, Natal, dan libur akhir tahun, biasanya sebuah bisnis akan membutuhkan bantuan ekstra untuk mengantisipasi pembeli yang ‘jor-joran’ belanja. ‘Bantuan ekstra’ yang dimaksud adalah tambahan karyawan yang sifatnya sementara.
Meski hanya sementara, tambahan karyawan tidak bisa direkrut sembarangan. Anda tentu menginginkan karyawan yang berdedikasi dan kapabel dalam melakukan tugasnya. Kira-kira, strategi apa yang perlu diterapkan supaya tambahan karyawan ini bisa menjadi ‘investasi’ yang menguntungkan?
Strategi Merekrut Karyawan Sementara
Apa pun jenis bisnis yang Anda jalani, kebutuhan karyawan tambahan sementara bukanlah hal yang mustahil terjadi. Biasanya, kebutuhan ini terjadi menjelang Idulfitri, Natal, dan libur akhir tahun.
Nah, supaya Anda bisa merekrut karyawan sementara yang tepat, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan.
- Lakukan perekrutan jauh sebelum high/peak season terjadi
Jika Anda sudah menjalani bisnis cukup lama, pola low, high, dan peak season bisnis pasti bisa ditemukan dengan mudah. Jika kebetulan high/peak season bisnis bertepatan dengan momen Idulfitri dan Nataru (Natal dan tahun baru), tidak ada salahnya Anda merekrut karyawan sementara jauh sebelum high dan peak season terjadi. Alasannya:
- Pada momen-momen high/peak season, biasanya banyak bisnis yang merekrut karyawan sementara juga. Persaingan untuk mendapatkan karyawan berkualitas pun semakin meningkat jika Anda merekrut mendekati momen peak season.
- Karyawan membutuhkan pelatihan dan masa penyesuaian. Meski tugas karyawan sementara biasanya relatif ringan, mereka pun perlu pelatihan agar kualitas kerja mereka sesuai dengan standar.
Selain itu, karyawan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru agar mereka merasa nyaman. Kenyamanan bekerja dapat memengaruhi produktivitas karyawan, lho.
- Jika selama ini ada part-timer yang bekerja untuk Anda, pertimbangkan untuk mengubah status mereka menjadi ‘karyawan tetap’ untuk sementara.
- Berikan kesempatan untuk mahasiswa yang sedang libur untuk bekerja. Jika sebelumnya ada mahasiswa yang pernah bekerja untuk Anda, tidak ada salahnya untuk merekrut mereka kembali sebagai karyawan sementara. Ini akan mempersingkat waktu perekrutan dan pelatihan juga.
- Rekrut karyawan outsource jika perlu dan memungkinkan. Karyawan outsource adalah karyawan sebuah perusahaan pihak ketiga (biasanya staffing agency) yang dipekerjakan di perusahaan Karyawan outsource biasanya bekerja dengan sistem kontrak.
- Anda bisa merekrut karyawan tambahan hanya untuk pekerjaan yang dikerjakan secara online. Pekerjaan yang bisa dikerjakan secara online misalnya seperti admin media sosial, customer service, freelance marketer, dll.
- Tidak ada salahnya untuk merekrut kerabat atau teman Anda untuk sekadar ‘bantu-bantu’ pada momen high/peak season. Meski hanya ‘bantu-bantu’, bukan berarti Anda mempekerjakan mereka secara gratis, ya! Pastikan untuk memberikan bayaran yang sesuai agar tidak timbul masalah nantinya.
- Overstaffing disarankan, asal jumlahnya tidak terlalu banyak. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi karyawan tetap yang mengajukan cuti pada momen high/peak season.
Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Merekrut Karyawan Sementara
Jika Anda sudah merekrut karyawan sementara, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan.
Melakukan pelatihan karyawan
Hal ini tentu menjadi agenda wajib jika Anda merekrut karyawan sementara. Berikan pelatihan pada karyawan dan pastikan mereka bisa melakoni pekerjaan yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Jika diperlukan, karyawan lama bisa diajak untuk ikut pelatihan bersama dengan karyawan sementara. Selain untuk memperkenalkan karyawan lama kepada karyawan sementara, pelatihan dapat me-refresh ingatan serta membantu meningkatkan kemampuan karyawan lama dalam melakukan pekerjaannya.
Mengatur jadwal karyawan
Setelah merekrut karyawan, jangan lupa untuk mengatur waktu kerja mereka–terutama jika bisnis Anda beroperasi lebih dari 8 jam. Pastikan untuk melakukan pembagian kerja shift secara adil.
Berikan juga kesempatan bagi karyawan untuk mengutarakan aspirasinya jika pengaturan shift terasa memberatkan. Namun, pastikan perubahan jadwal shift tidak mengganggu kelancaran operasional bisnis Anda, ya.
Komunikasikan hal-hal penting terkait program high/peak season dengan karyawan
Beberapa hal penting yang perlu dikomunikasikan antara lain seperti kapan high/peak season biasanya dimulai dan berakhir, program apa saja yang akan diberlakukan, serta apa saja hal yang perlu dipersiapkan terkait dengan program high/peak season yang diberlakukan.
Dengan memberitahukan detail-detail tersebut, harapannya tidak ada lagi karyawan yang belum siap menghadapi high/peak season. Alhasil, high/peak season dapat ditangani dengan baik tanpa ada masalah yang berarti.
Sebagai Pelaku Bisnis, Apa Lagi yang Perlu Anda Lakukan?
Memenuhi kecukupan jumlah karyawan bukanlah satu-satunya hal yang perlu dilakukan menjelang high/peak season. Jika barang tidak ready, maka kecukupan jumlah karyawan pun jadi tidak ada gunanya. Maka dari itu, pastikan kecukupan stok barang penting dilakukan. Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini.
Berkacalah dari pengalaman masa lalu
Jika sudah cukup lama menjalani bisnis, Anda tentu tahu pola yang akan terjadi pada saat high/peak season. Bukan hanya tahu timing-nya saja, produk dan rentang harga yang paling laris pada momen-momen tersebut jadi bisa diketahui dengan mudah.
Dengan melakukan hal ini, Anda bisa menyiapkan produk-produk best selling yang dapat diandalkan di momen-momen high/peak season. Perbanyak variasi yang bisa dipilih pembeli, namun pertimbangkan untuk memperbanyak produk yang dapat dijual di rentang harga yang paling laris.
Siapkan program yang tepat untuk memikat pelanggan
Mempersiapkan produk-produk best selling saja tidaklah cukup. Anda perlu siapkan program yang bisa menarik minat pembeli untuk datang dan berbelanja di toko Anda. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, hal ini bisa Anda lakukan dengan membuat diskon, memberikan kupon (kupon cashback maupun kupon ongkos kirim), atau bonus barang (contohnya adalah buy one get one).
Untuk menentukan program-program seperti ini, tentunya Anda tidak bisa sembarangan melakukannya.
Dalam menentukan persentase diskon, misalnya. Anda perlu pikirkan berapa persentase yang tepat agar calon pembeli tertarik. Namun, pastikan agar produk yang diskon tersebut masih tetap mendatangkan keuntungan.
Siapkan inventaris!
Untuk mengantisipasi lonjakan pembeli, Anda perlu sediakan stok yang cukup. Sebagaimana disebutkan, ambil gambaran dari penjualan-penjualan sebelumnya terutama saat momen high/peak season berlangsung. Sediakan stok dari jenis barang yang banyak dicari saat momen-momen tersebut. Perbanyak juga variasinya.
Ketika high/peak season sudah tiba pun, menjaga stok tetap ready merupakan hal yang sangat penting. Maka dari itu, Anda perlu rutin mengecek persediaan. Pastikan produk tersebut tetap ada jika demand terhadap suatu barang tinggi.
Jika pembeli terpaksa menunggu karena barang belum ready, sebisa mungkin tekan rentang waktunya. High/peak season adalah saat yang paling menjanjikan untuk mendulang cuan. Maka dari itu, pastikan proses restocking tidak sampai berlangsung lama.
Siap Menghadapi High/Peak Season dengan Karyawan Sementara?
Kehadiran karyawan sementara tentu akan sangat membantu apalagi jika jumlah karyawan tetap tidak cukup untuk menghadapi high/peak season. Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa kecukupan jumlah karyawan bukanlah satu-satunya cara mempersiapkan diri menghadapi high/peak season.
Pemenuhan stok adalah salah satu aspek penting untuk mengantisipasi demand pembeli yang tinggi di momen high/peak season. Variasi produk, rentang harga yang pas, serta adanya penawaran spesial (diskon, gratis ongkir, cashback, dll.) juga turut berperan dalam meningkatkan penjualan di momen tersebut.
Nah, jika kesiapan karyawan dan stok barang sudah oke, bisnis Anda pun bisa lebih siap menangani demand yang tinggi saat high/peak season. Jadi makin cuan, deh!