Ini 11 Tren Mobile Commerce yang Dapat Diikuti di Tahun 2023 dan Cara Memanfaatkannya

Mobile Commerce

Beberapa tahun terakhir, smartphone menjadi perangkat utama yang digunakan oleh calon pelanggan untuk mencari produk secara online. Jika Anda tidak memiliki mobile commerce, di masa depan mungkin kehilangan penghasilan karena pesaing lebih unggul.

Lalu, bagaimana Anda memulai menggunakan mobile commerce? Sebagai referensi, berikut ini ada 11 tren mobile commerce terbaik yang dapat digunakan di tahun 2023.

Desain Situs Mobile yang Responsif

Mobile Commerce
Sumber : Emizen Tech

Tahukah Anda, sekitar 36 persen pengguna mengeluhkan sulitnya menemukan sesuatu yang mereka cari di sebuah situs? Hal ini tentu menjadi hambatan saat berbelanja melalui ponsel mereka.

Karena pentingnya menjaga kepuasan konsumen ketika belanja, Anda harus mempertimbangkan desain situs yang responsif. Berdasarkan riset, ada 94 persen konsumen menilai situs dari desain responsifnya.

Lalu, apa itu desain situs responsif?

Desain responsif merupakan rancangan yang memungkinkan perangkat untuk menampilkan website sesuai ukuran layar. Jika Anda membuka situs melalui smartphone, tampilannya akan menyesuaikan. Begitu pula ketika Anda mengakses situs lewat desktop, tablet, dan perangkat portabel lainnya.

Pentinya desain responsif tersebut, yakni supaya pengguna memiliki pengalaman yang baik saat menjelajahi situs Anda. Pastikan tampilan situs juga apik terlihat di smartphone. Pasalnya, 50 persen revenue m-commerce Anda dipengaruhi oleh tampilan situs.

Social Commerce

Mobile Commerce
Sumber : Evermos

Ketika Anda membaca artikel ini, lebih dari 350.000 story Instagram diunggah dan 150.000 pesan Facebook dibagikan. Bahkan, sekitar 70.000 orang melamar pekerjaan di aplikasi LinkedIn. Hal itu menjadi penanda, bahwa media sosial merupakan pusat mata pencaharian Anda sekarang. Ketergantungan pada perangkat seluler lah yang memicu fenomena tersebut.

Namun, beberapa tahun terakhir, media sosial tidak hanya dijadikan tempat untuk mengobrol atau mencari teman virtual. Jika Anda memerhatikan, ada 29 persen orang yang menggunakan media sosial untuk berbelanja. Minimal mereka melakukannya sebanyak satu kali dalam seminggu.

Banyak platform yang berperan dalam belanja melalui smartphone, seperti Facebook dan Pinterest. Untuk Facebook, persentasenya mencapai 47 persen, sedangkan Pinterest sekitar 15 persen.

Karena itulah, Anda dianjurkan untuk berinvestasi melalui media sosial dan membuat saluran sendiri. Misalnya, membuat toko Facebook, belanja Instagram, dan pin produk id Pinterest supaya lalu lintas pengunjung meningkat.

Metode Pemesanan One-Click

Mobile Commerce
Sumber : Bukalapak

One click merupakan metode pemesanan yang simpel dan cepat bagi pengguna. Hanya dengan satu kali klik, Anda bisa membeli barang atau layanan dari sebuah merek. Bisa dikatakan, konsep ini menjadi solusi untuk model sebelumnya pada e-commerce.

Dahulu, pengguna harus melewati beberapa tahap ketika ingin membeli barang di e-commerce. Pertama, pengguna mesti mengunjungi keranjang belanja, lalu memilih cara pembayaran. Setelah itu cara pembayaran ditentukan, pengguna bisa melunasinya.

Namun, dengan metode pemesanan one click, pengguna bisa langsung mengeklik tombol “Beli Sekarang” untuk mendapatkan rekening atau virtual account pembayaran. Anda tidak perlu mengisi formulir nama, Email, maupun kontak supaya bisa membeli produk. Karena itu, pada tahun 2023, beberapa merek retail berencana memaksimal m-commerce dengan metode one-click.

Retail Mobile Apps

Mobile Commerce
Sumber : Apptunix

Salah satu daya tarik e-commerce bagi pembeli adalah pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun, alih-alih menggunakan e-commerce, pembeli justru memilih aplikasi retail berbasis mobile. Ada 85 persen konsumen lebih memilih m-commerce daripada situs web seluler. Bahkan, sekitar 69,4 persen pengguna internet menggunakan smartphone dan tablet untuk mengakses m-commerce.

Tidak seperti e-commerce yang juga dapat diakses melalui seluler, aplikasi m-commerce justru didesain khusus layar ponsel pintar. Hal ini memudahkan pembeli untuk menemukan dan menavigasi sesuatu yang dicari.

Virtual Reality and Augmented Reality

Mobile Commerce
Sumber : Society Of AI

Beberapa tahun terakhir, augmented reality (AR) berkembang pesat. Teknologi ini sekarang dapat diakses oleh sebagian besar perusahaan menengah ke atas. Padahal, dahulu AR dianggap sebagai investasi mahal.

Dengan AR yang digabungkan virtual reality, pengguna dapat menggunakan perangkat mobile untuk melakukan siaran langsung dari tubuhnya. AR juga bisa menciptakan model 3D saat siaran langsung sehingga audiens melihat tampilan produknya.

Zero Party Data

Mobile Commerce
Sumber : Froomle

Zero party data merupakan data yang dibagikan oleh pengguna kepada aplikasi secara sengaja atau sukarela. Data tersebut dianggap berkualitas dan akurat karena dikumpulkan dari pelanggan. Bahkan, Anda bisa menganalisis hal apa saja yang tidak disukai pelanggan berdasarkan zero party data.

Salah satu contoh zero party data adalah hasil survei yang dikumpulkan oleh merek DTC. Namun, data dari merek ini hanya menjangkau pelanggan dengan kriteria tertentu. Pengambilan data serupa juga kerap dilakukan oleh situs web Surveimonkey dan beberapa perbankan di dunia untuk mengetahui survei seputar pinjaman maupun keuangan.

Mobile Chatbot

Mobile Commerce
Sumber : Verloop

Chatbot merupakan robot virtual yang dibekali kecerdasan buatan. Fungsi robot ini, yakni menirukan percakapan manusia. Biasanya, percakapan tersebut berbentuk pesan suara atau teks.

Percakapan dilakukan menggunakan bahasa natural dan mudah dipahami oleh manusia. Penerapan chatbot umumnya melalui situs web, aplikasi, maupun m-commerce untuk melayani pertanyaan pelanggan.

Tren chatbot pada perangkat mobile diprediksi mendominasi teknologi m-commerce di tahun 2023. Berdasarkan riset Finastra, integrasi chatbot melalui aplikasi mobile banking akan menjadi channel dominasi untuk berkomunikasi.

Pencarian dengan Fitur Voice Search

Mobile Commerce
Sumber : Droidpoin

Semula, fitur voice search digunakan untuk menanyakan hal-hal umum, misalnya pertanyaan seputar cuaca hari ini, memutar musik, dan meminta petunjuk lokasi. Namun, sekarang, dengan kemajuan teknologi, fitur ini diterapkan untuk m-commerce.

Tahun 2022, transaksi online dengan bantuan voice search mencapai $40 miliar. Voice search tersebut dilakukan melalui Amazon Echo atau Google Home. Pencapaian itu tergolong pesat jika dibandingkan transaksi tahun 2017. Saat itu, transaksi dengan penelusuran suara hanya sekitar $2 miliar.

Integrasi Omnichannel

Mobile Commerce
Sumber : Botika

Menjual produk dan jasa bisa dilakukan melalui banyak channel, seperti media sosial, Email, dan aplikasi mobile. Namun, banyaknya saluran pemasaran kerap membuat pelanggan bingung memilih channel yang tepat. Karenanya, integrasi semua jenis saluran dengan Omnichannel harus diterapkan untuk m-commerce.

Integrasi saluran dengan Omnichannel memudahkan pengguna mencari produk dan jasa yang sesuai serta bertransaksi. Omnichannel juga mendukung pembayaran secara digital dengan satu kali klik.

Metaverse

Mobile Commerce
Sumber : Nagitec

Akhir-akhir ini, metaverse diperbincangkan banyak orang di dunia karena teknologinya yang sangat canggih. Sederhananya, metaverse merupakan seperangkat ruang virtual untuk membuat dan menjelajahi sesuatu tanpa harus berada di ruang fisik. Dalam dunia metaverse, Anda juga dapat bertemu pengguna lain dalam bentuk avatar.

Mobile Accessibility

Mobile Commerce
Sumber : Omnin Nov

Negara bagian dan federal di kawasan Amerika Serikat memiliki banyak undang-undang yang mengatur warga negara dengan kebutuhan khusus. Salah satunya adalah dengan menerapkan mobile accessibility untuk memudahkan tunanetra mengakses Android. Begitu ponsel Android diaktifkan, akan muncul suara “Welcome to Mobile Accessibility”. Setelah suara ini terdengar, pengguna dapat memanfaatkan berbagai fitur, seperti panggilan telepon dan SMS.

 

Itulah pembahasan singkat tentang 11 mobile commerce yang diprediksi menjadi trend di tahun 2023 dan seterusnya. Teknologi terus mengalami perubahan secara cepat. Agar tidak ketinggalan, Anda harus mengikutinya. Namun, pastikan teknologi tersebut sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.