Gross Profit VS Gross Margin, Perbedaan dan Cara Menghitungnya

gross profit vs gross margin

Besar kecilnya total pendapatan belum menggambarkan kesuksesan bisnis Anda secara akurat. Anda harus memperhitungkan berbagai komponen biaya. Mulai dari bahan pembuatan produk, harga grosir pembelian barang, sampai peralatan produksi.

Itu pun Anda baru memperoleh laba kotor sesungguhnya, berupa pengeluaran dikurangi pendapatan. Bisa dibilang, bisnis beromzet Rp150 juta per bulan dengan pengeluaran Rp100 juta tidak lebih menguntungkan daripada bisnis dengan penghasilan cuma Rp50 juta dengan biaya produksi Rp15 juta. 

Maka, untuk mengukur profitabilitas Anda butuh dua cara berbeda, yaitu menghitung gross profit VS gross margin. Begini pengertian, perbedaan, dan cara menghitungnya. 

Gross Profit Adalah

gross profit VS gross margin
Sumber : Bukalapak

Gross profit adalah laba kotor yang didapatkan dari pengurangan total pendapatan dan biaya produksi. Gross profit sama dengan pendapatan bersih. Istilah lain dari perhitungan total pendapatan dikurangi biaya produksi adalah cost of goods sold (COGS) atau harga pokok penjualan (HPP).

Contoh, Anda mengikuti bazar mingguan saat akhir pekan dengan menjual nasi uduk. Total pendapatan hari itu mencapai Rp500 ribu. Namun, Anda sudah mengeluarkan biaya produksi senilai Rp300 ribu untuk membuat nasi uduk, mencakup bahan baku, gas, dan kemasan. Dengan mengurangi HPP dari total penjualan nasi uduk hari itu, laba kotor yang Anda kantongi adalah Rp200 ribu. 

Gross Margin Adalah

gross profit VS gross margin
Sumber : Mas Software

Sementara, gross margin atau persentase laba kotor berfungsi mengukur seberapa efisien keuangan suatu bisnis. Jadi, penerapan gross margin berkutat pada berapa banyak keuntungan yang Anda kantongi per rupiah dari setiap penjualan. 

Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh gross margin adalah laba kotor dibagi total pendapatan penjualan dan dikalikan 100. Hasil gross margin berupa nilai persentase. 

Mari kita kembali pada stan nasi uduk Anda. Ketika HPP diperoleh Rp200 ribu, gross margin Anda menjadi:

(200.000/500.000) x 100% = 40%

Artinya, sebesar 60% dari total pendapatan harus digunakan untuk membiayai produksi nasi uduk. Lalu, 40% sisanya menjadi laba kotor dari penjualan nasi uduk. 

Gross Profit VS Gross Margin

Penjelasan singkat pengertian gross profit VS gross margin di atas sedikit memberikan Anda gambaran perbedaan keduanya. Secara umum, perbedaan keduanya melibatkan faktor-faktor berikut. 

Penggunaan 

Keduanya sama-sama dipakai dalam pengukuran laba bisnis. Perbedaan mencolok ada pada bentuk angka yang diperoleh. Gross profit berupa angka saja, sedangkan gross margin berupa persentase. 

Lebih lanjut, masing-masing memiliki manfaat yang bisa memberikan insight bagi pengembangan bisnis Anda. 

Gross profit dapat Anda manfaatkan untuk hal-hal berikut.

  • Menentukan tingkat daya beli

Perhitungan gross profit memberi Anda informasi secara tepat berapa banyak pendapatan yang diperoleh setelah mengeluarkan biaya sekian rupiah dalam periode tertentu. Ini membantu Anda mengetahui berapa besar uang yang perlu diinvestasikan lagi pada bisnis Anda. 

Contoh, Anda memutuskan untuk mencicil blender baru yang harganya lumayan. Dengan perhitungan laba kotor, Anda bisa memperkirakan berapa lama Anda bisa melunasi cicilan blender tersebut. 

  • Memperhitungkan efisiensi sumber daya

Adanya gross profit membantu Anda mengetahui apa saja biaya variabel dalam produksi. Anda pun dapat memperhitungkan efisiensi sumber daya yang biayanya akan berfluktuasi seiring dengan tingkat output produksi. Misalnya, berapa biaya bahan mentah, persediaan, serta tenaga kerja. 

Sebaliknya, gross margin dapat Anda gunakan dalam beberapa hal, antara lain:

  • Menyusun rencana jangka panjang

Ketika gross margin bisnis terlihat konsisten dalam rentang waktu tertentu, Anda bisa memprediksi berapa besar gross margin yang mungkin dihasilkan dalam penjualan. Di sisi lain, ini membantu Anda meningkatkan efisiensi operasional bisnis mengingat Anda paham betul bagaimana posisi keuangan bisnis terkini. 

  • Memperluas jangkauan bisnis

Biaya variabel dan pengeluaran langsung selalu berubah seiring waktu. Dari situ Anda bisa memperoleh data dasar berapa ekspektasi laba yang diharapkan per penjualan. Data berharga ini bisa Anda manfaatkan untuk mengusulkan pengembangan bisnis, baik memperluas jangkauan bisnis dengan membuka cabang maupun mencari investasi tambahan. 

Cara Menghitung

Seperti disebutkan di atas, gross profit VS gross margin memiliki perbedaan pada cara menghitung. Namun, ingat bahwa Anda tidak mungkin menghitung gross margin jika tidak mengetahui berapa besar gross profit. 

Lebih lanjut, rumus gross profit dan gross margin adalah sebagai berikut. 

  • Gross profit atau laba kotor

Laba kotor = pendapatan penjualan – HPP

  • Gross margin atau margin kotor

Margin kotor (%) = laba kotor / pendapatan penjualan x 100

Hasil Akhir

Hasil akhir dari perhitungan gross profit VS gross margin berbeda bentuk. Pengukuran laba kotor berupa angka, margin kotor berbentuk persentase. 

Tentu saja Anda harus tahu metrik keuangan bisnis terkait untuk memperhitungkan laba kotor. Maka, gross profit tidak memberikan arti banyak jika Anda tidak mengetahui berapa total pendapatan pada periode serupa.

Ini berarti Anda tidak bisa menyamakan laba Rp200 ribu berjualan nasi uduk bulan ini dengan laba serupa enam bulan kemudian. Bisa saja terjadi peningkatan biaya produksi yang berimbas pada kenaikan harga jual.

Sebaliknya, gross margin memberi Anda insight lebih komprehensif mengenai kesehatan keuangan operasional bisnis. Pasalnya, proporsi persentase lebih banyak “berbicara” daripada angka laba yang cenderung tetap. 

Gross Profit VS Gross Margin, Keduanya Penting

Gross profit membantu Anda memperoleh gambaran bagaimana tingkat efisiensi bisnis sekaligus mengetahui sejauh mana tingkat daya beli Anda. Ini penting agar Anda tahu persis berapa biaya produksi yang harus disiapkan dan dikeluarkan demi meraih keuntungan maksimal. 

Sementara, gross margin memberikan insight bagaimana Anda bisa mengambil langkah pengembangan bisnis dalam jangka panjang. Anda tidak cuma berpikir tentang hari ini atau sekadar memutar keuntungan menjadi modal kembali, tetapi juga mempersiapkan diri pada upaya memperluas jangkauan bisnis yang tentunya bakal memperbesar pundi-pundi keuangan bisnis. 

Jadi, mana lebih penting gross profit VS gross margin? Keduanya sama-sama penting!