11 Tren Industri Makanan dan Minuman di Tahun 2023

Industri Makanan dan Minuman

Pandemi COVID-19 di sepanjang tahun 2020 telah mengubah kehidupan manusia seluruh dunia. Hal-hal yang tak biasa dilakukan harus menjadi kebiasaan baru, seperti membatasi mobilitas, tetap berada di rumah, dan mengurangi kontak fisik.

Kebiasaan tersebut ternyata menciptakan fenomena dalam kehidupan sosial dan bisnis. Salah satu fenomena yang terjadi adalah meningkatkan bisnis makanan dan minuman yang melayani pemesanan secara online.

Sebuah riset di Amerika Serikat juga membuktikan tren layanan ini makin meningkat sejak pandemi lalu. Ada sekitar 28% responden yang mengungkapkan, kerap memesan makanan dan layanan pengiriman secara online sebulan sekali.

Permintaan layanan pesan antar untuk makanan online terpantau terus naik sehingga menciptakan peluang usaha baru. Tentunya, peluang ini juga menumbuhkan tren yang berubah setiap waktu. Yuk, cek apa saja 11 tren teratas yang akan terjadi di tahun 2023.

Keberlanjutan

Industri Makanan dan Minuman
Sumber : Envato

Membangun masa depan yang berkelanjutan merupakan tantangan terbesar bagi generasi muda. Dalam dunia consumer packaged goods (CPG), harus memiliki produk dan kemasan berkelanjutan. Pasalnya, pelanggan lebih memilih produk dengan kemasan yang menyertakan klaim berkelanjutan.

Menurut riset National Retail Federation, beberapa alasan mendasari adanya hubungan positif antara pelanggan dengan produk berkelanjutan. Hubungan tersebut mencakup hal-hal berikut ini.

  • Harga berbanding lurus dengan tren lain (35%).
  • Memiliki kualitas produk yang lebih baik daripada kompetitor (32%).
  • Memastikan ketersediaan produk lebih baik (21%).
  • Memberikan pemahaman lebih baik seputar manfaat kebugaran dan kesehatan (21%).
  • Memberikan pemahaman lebih baik mengenai tanggung jawab sosial di setiap pembelian yang dilakukan konsumen (21%).
  • Memiliki informasi lengkap mengenai cara mengembalikan atau mendaur ulang produk (21%).
  • Memiliki informasi tentang sumber produk atau produksinya (20%).

Tak hanya membuat kemasan produk dengan bahan berkelanjutan, tetapi juga menggunakan pemasok lokal. Hal ini sejalan dengan minat 70% konsumen yang memutuskan untuk mendukung bisnis lokal. Dengan pola bisnis tersebut, kendala dalam rantai pasokan bisa dikurangi.

Transparansi dan Hubungan Emosional

Transparansi bahan merupakan bagian dari konsep berkelanjutan dalam e-commerce makanan. Tujuan transparansi bahan, yakni untuk menjaga lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, label kemasan yang menampilkan transparansi bahan juga memengaruhi keputusan pembelian makanan.

Hal tersebut sesuai riset di Amerika Serikat, yang mengungkapkan, ada 94% orang membeli makanan setelah membaca isi label kemasan. Nutrisi dan label paling sering menjadi bahan pertimbangan konsumen.

Tidak hanya faktor transparansi bahan, merek bisnis yang dibangun dengan hubungan emosional mendalam, bisa mendorong penjualan. Sebagai contoh, produk Olipop memiliki rasa baru sehingga mengirimkan pengumuman melalui SMS ke nomor pelanggan. Hal ini ternyata dapat meningkatkan pendapatan sampai $30.000.

Beli Sekarang, Bayar Nanti

Industri Makanan dan Minuman
Sumber : Envato

Sejak e-commerce melejit, fasilitas “beli sekarang, bayar nanti” banyak digunakan oleh konsumen. Menurut riset, nilai yang dihasilkan dari fitur tersebut mencapai $576 miliar per tahun 2022. Jumlah ini meningkat hingga 380% daripada persentase tahun 2021, yakni sebesar $120 miliar.

Sayangnya, usaha kelontong atau makanan belum melihat layanan “beli sekarang, bayar nanti” sebagai peluang untuk mendapatkan lebih banyak konsumen. Meski begitu, bidang usaha ini diyakini segera menerapkannya.

Berlangganan

Tawaran berlangganan adalah strategi penjualan yang digunakan oleh e-commerce atau e-niaga untuk menarik pelanggan lebih banyak. Konsep ini telah diprediksikan tumbuh sekitar 71,45% pada tahun 2020 sampai 2025.

Konsep berlangganan tersebut menawarkan fleksibilitas dalam membayar makanan maupun minuman. Biasanya, sebuah merek menyuguhkan insentif atau diskon untuk pelanggan yang mau berlangganan.

Salah satu contoh merek yang menggunakan strategi berlangganan adalah Hello Fresh. Merek ini menyediakan paket makanan dengan basis langganan sehingga pembeli mampu menghemat pengeluaran. Jika dibandingkan dengan membeli jumlah satuan, tentu pelanggan lebih memilih paket makanan yang dinilai lebih murah.

Menawarkan Opsi Pembayaran yang Lebih Baik

Industri Makanan dan Minuman
Sumber : Envato

Saat checkout, tentu Anda menginginkan proses pembayaran cepat dan mudah. Sebagaimana riset Baymard Institute beberapa tahun terakhir, bahwa sebagian konsumen tidak jadi membeli karena cara pembayaran rumit. Sementara sisanya, beralasan karena metode pembayaran tidak variatif.

Permasalahan tersebut agaknya menjadi perhatian e-commerce untuk meningkatkan opsi pembayaran lebih baik. Seperti Parttake Foods yang menyediakan beragam pilihan checkout, antara lain melalui Shop Pay, Meta Pay, dan PayPal.

Penjualan Hari Pertama

Memanfaatkan penjualan hari pertama adalah salah satu cara mendongkrak merek Anda. Contohnya, Prime Daya Amazon mampu menghasilkan tidak kurang dari $12 miliar dengan menjual produknya ke seluruh dunia. Penghasil omzet terbesar dari merek CPG yang mengikuti penjualan perdana selama dua hari berturut-turut.

Menurut penelitian, kategori CPG mengalami lonjakan penjualan hingga mencapai 20% dari total pemasaran Prime Day. Paling sedikit 1 dari 10 pembeli menambahkan produk makanan ke keranjang belanjanya.

Investasi dalam Sistem Otomatis

Industri Makanan dan Minuman
Sumber : Envato

Investasi sistem otomatis berbentuk digital maupun fisik sudah dilakukan oleh e-niaga beberapa tahun terakhir. Meski bukan hal baru, investasi sistem ini sekarang lebih murah dan melibatkan lebih banyak bisnis.

Menurut McKinsey & Company, toko grosir mampu menghemat jam kerja hingga 65% jika menggunakan teknologi otomatisasi. Artinya, Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk mendesain display produk dan mengelola stok.

Langsung ke Konsumen

Sebagian bisnis makanan dan minuman membuat kesepakatan dagang dengan pengecer grosir maupun umum ketika ingin produknya laku. Namun, metode ini memiliki kelemahan dalam hal pembayaran. Pebisnis sering kali sudah membayar semua pesanan, tetapi barang tidak dikirimkan.

Karena itulah, kini konsep direct to consumer (D2C) mulai diterapkan supaya penjual dapat berkomunikasi langsung dengan pembeli. Banyak cara untuk menerapkan D2C ini, salah satunya berkomunikasi melalui media sosial dengan calon pelanggan.

Perdagangan di Media Sosial

Industri Makanan dan Minuman
Sumber : Envato

Menjual di media sosial merupakan salah satu tren pemasaran yang masih terkait dengan metode D2C. Pada tahun 2022, penjualan produk di Amerika Serikat melalui media sosial mencapai angka $51,8 miliar. Jumlah ini diprediksi meningkat sebesar 180% di tahun 2028.

Sebagai referensi, meningkatnya penjualan D2C didukung dengan keberadaan Instagram, TikTok, dan Facebook. Para penjual biasanya mengunggah foto-foto konsumennya sehingga mampu menarik lebih banyak orang.

Pengalaman Omnichannel

Pertumbuhan e-niaga food and beverage di sepanjang 2022 menciptakan pengalaman baru dalam dunia bisnis. Pasalnya, pebisnis tidak lagi kesulitan dalam berkomunikasi dengan pelanggan karena terdapat satu channel untuk mengelola berbagai aplikasi.

Seperti di Amerika Serikat pada tahun 2021, para konsumen di sana menyukai cara pemasaran Omnichannel karena dinilai mudah dan cepat. Kendati begitu, mereka harus tetap mendapatkan fasilitas dari Omnichannel supaya usahanya berkembang.

Investasi dan Kemitraan e-Niaga

Industri Makanan dan Minuman
Sumber : Envato

Tahukah Anda, akhir tahun 2021 lalu, e-niaga mendongkrak penjualan hingga $5 triliun. Jika dikonversi ke persen, hasilnya adalah 18-19.5% per tahun. Persentase ini diprediksi naik lagi pada tahun 2024 dengan nilai 21%.

Dengan beralihnya banyak orang ke e-niaga, mereka justru mendapatkan lebih banyak barang yang dibutuhkan. Setelah mereka mengulang belanja secara online, ternyata menyukainya.

Di sisi lain, munculnya tekanan pedagang massal dan e-marketplace, banyak merek yang sukses. Kemudian, merek tersebut sering kali berinvestasi di seluruh saluran dan merangkul pemasaran digital.

 

Itulah ulasan singkat seputar 11 tren makanan dan minuman di masa mendatang. Jelang era baru, CPG memperkuat mereknya. Pelaku bidang usaha ini juga fokus pada metode penjualan yang relevan dengan pertumbuhan bisnis dan perkembangan zaman.