Cara Super Pasarkan Produk ke Gen Z

Siapa yang tidak kenal generasi Z? Generasi Z atau generasi stroberi lahir ketika teknologi teknologi mulai berkembang. Oleh karena itu, mereka memiliki pengetahuan teknologi yang cukup baik.

Selain itu, mereka juga dikenal sebagai pribadi yang konsumtif. Walaupun memiliki sifat itu, bukan berarti mereka akan membeli segala produk yang mereka lihat.

Di sini, Anda akan mempelajari lebih dalam tentang karakteristik masyarakat generasi Z dan cara memasarkan produk Anda kepada mereka.

Siapa Saja yang Disebut Gen Z?

gen z

Orang-orang yang lahir antara 1997 dan 2012 disebut sebagai gen Z. Mereka adalah golongan yang memiliki keberagaman suku dan ras. Mereka juga dikenal sebagai generasi terbesar yang pernah ada yang memenuhi 30% populasi dunia.

Hal menarik dari gen Z adalah mereka adalah generasi pertama yang dikelilingi oleh teknologi. Facebook mulai dipergunakan secara luas pada 2006 dan iPhone pertama meluncur pada 2007. Peluncuran beberapa teknologi itu membersamai tumbuh-kembang para gen Z. Hingga ketika generasi gen Z tertua mencapai usia remaja, media utama bersosialisasi sudah menggunakan perangkat seluler, media sosial, dan internet cepat.

Nilai-Nilai yang Diyakini Gen Z

 

Tumbuh di lingkungan yang dipenuhi teknologi telah membentuk cara mereka memandang dunia. Mengingat gen Z dapat belajar dan berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia di usia yang sangat mudah, mereka menjadi sangat menghargai perbedaan.

Etika dan tanggung jawab merek dan perusahaan sangatlah penting di mata mereka. Hal ini memengaruhi cara mereka membeli barang. Misalnya, 62% pembeli gen Z lebih memilih membeli dari merek yang memperhatikan dampak lingkungan dan 72% dari mereka mau membayar lebih untuk produk-produk mereka.

Perilaku Berbelanja Gen Z

gen z

Sebelum membeli, gen Z suka melihat ulasan tentang sebuah produk atau jasa karena mereka memiliki pengetahuan di dunia teknologi yang mumpuni. Mereka suka melakukan beberapa pertimbangan dengan berbagai pilihan yang ada sebelum memutuskan untuk membeli.

Ada banyak potensi pasar untuk kelompok ini karena mereka dapat menemukan produk dari mana saja. Mengingat popularitas media sosial sangat tinggi di kalangan gen Z, mereka lebih suka berbelanja melalui kanal media sosial yang mereka gunakan. Selain itu, mereka lebih mudah terpengaruhi oleh rekomendasi dari pengguna secara langsung daripada endorsement selebriti.

Jika masih belum paham pentingnya memasarkan produk ke gen Z, FYI saja, mereka memiliki daya beli hingga ratusan milyar dolar. Bagaimana? Tertarik? Mari kita lanjut.

Cara Menjangkau Gen Z

gen z

 

Untuk mencapai jangkauan pasar gen Z, tinggalkan metode pemasaran tradisional dan bersiaplah mempelajari strategi baru. Di bawah ini, Anda akan belajar empat cara utama untuk mencuri perhatian gen Z.

Bangun Nilai dan Misi Brand Anda

Konsumen gen Z memiliki harapan tinggi terhadap nilai-nilai merek yang ingin mereka jadikan target pembelian. Masalah sosial, praktik etis, dan kepedulian terhadap lingkungan adalah semua prinsip yang diharapkan ada dan dicari dari suatu merek.

Nilai-nilai tersebut harus lebih mengena daripada sekadar mempublikasikan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan bisnis Anda. Cari cara terbaik untuk menampilkan nilai dan bagaimana misi bisnis Anda memberikan timbal balik pada maksud tersebut.

Misalnya, sebuah perusahaan pembuat boneka membuat boneka dan buku cerita yang mengajarkan anak-anak untuk mencintai rambut hitam alami. Ide ini lahir dari pengalaman masa kecil pemiliknya yang tidak memiliki boneka yang mirip dengannya.

Setelah melakukan penelitian mendalam tentang produk anak-anak di pasar, ia sadar bahwa produk yang ia buat menyelesaikan masalah yang ia temukan ketika masih kanak-kanak.

Hal yang membuat boneka dari perusahaan ini lebih mencolok dibandingkan produk boneka lainnya di pasar adalah detil-detil menakjubkan yang sangat diperhatikan oleh pembuatnya. Boneka pertama dan satu-satunya perusahaan ini, Zoe, memiliki rambut yang terbut dari serat khusus yang  dapat dicuci dan diubah gayanya yang sekaligus mengajarkan anak-anak untuk merawat dan mengubah gaya rambut mereka sendiri.

Misi dari perusahaan ini adalah mendukung citra diri positif pada gadis-gadis kecil dengan membuat mainan yang berhubungan dengan mereka. Perusahaan ini berhasil karena pemiliknya membangun merek berdasarkan keberagaman dan inklusif, yang tecermin di setiap aspek perusahaannya.

Otentik/Apa Adanya

gen z

 

Mengingat pengguna digital sering dibombardir dengan informasi, gen Z lebih menyukai segala sesuatu yang apa adanya. Mencuri perhatian gen Z bisa terasa seperti sebuah hal yang sangat sulit. Namun, tidak selalu demikian.

Gen Z lebih menyukai influencer media sosial daripada selebriti pada umumnya karena para influencer itu lebih mirip dengan mereka. Hal ini memengaruhi keputusan mereka membeli barang. Mereka lebih memilih merek yang memiliki keunikan dan gaya bahasa yang apa adanya di media sosial daripada merek yang menggunakan cara pemasaran yang sudah kuno.

Merek yang menunjukkan dengan terang-terangan cara mereka beroperasi, yang mereka lakukan untuk membuat dunia lebih baik, memiliki nilai yang kuat, dan mempekerjakan orang “asli”, adalah faktor utama yang harus digunakan ketika ingin memasarkan produk ke gen Z.

Gunakan Kanal Media Sosial yang Berbeda Secara Berbeda

Hal ini bisa jadi sudah sangat jelas bagi sebagian orang, tapi setiap kanal media sosial memiliki kegunaan berbeda. Untuk menarik gen Z, Anda harus memastikan untuk memenuhi fungsi dan kegunaan itu.

Misalnya, konten video cocok dipublikasikan di Facebook, sementara kotek blog dan GIF lebih populer di Twitter. Tidak hanya media yang digunakan di tiap kanal berbeda, tetapi begitu juga audiensinya.

Apa yang Anda publikasikan, tulis, dan waktu publikasi harus dipertimbangkan secara matang berdasarkan kanal media sosial yang dipilih. Cara terbaik untuk mengetahui ini adalah bertanya pada diri sendiri apakah konten yang dipublikasikan sesuai dengan hasil analisis data Anda.

Para gen Z memiliki akun di beberapa kanal sekaligus karena mereka membutuhkan hal berbeda dari kanal berbeda. Pastikan memublikasikan konten secara strategis, jika memublikasikan konten yang sama di beberapa kanal berbeda, sesuaikan konten itu dengan kanal yang ditembak.

Buat Komunitas

gen z

Gen Z sangat suka bergabung dengan komunitas dan aktif mencari komunitas baru untuk bergabung. Mempertimbangkan pentingnya mereka berkolaborasi dan berkomunikasi, membuat komunikasi tempat mereka bisa terhubung dengan individu yang memiliki ide dan pemikiran sama dapat meningkatkan citra brand Anda.

Harus memulai dari mana? Cari cara terhubung dengan konsumen yang membuat suara mereka didengar. Mem-posting polling interaktif dan kumpulkan feedback dari audiensi Anda untuk membuat produk adalah cara terbaik untuk membuat komunitas. Misalnya, Shopify menggunakan kanal TikTok untuk melibatkan audiensi mereka dalam memilih warna untuk koleksi musim semi mereka.