Cart abandonment merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh pemilik toko online. Kondisi ini ditandai dengan gagalnya proses transaksi. Calon pembeli yang telah memilih barang mengurungkan niatnya untuk melakukan check out.
Mirisnya, sebagian besar kasus cart abandonment dilakukan oleh calon pembeli potensial yang memiliki lebih dari dua barang di keranjang belanja.
Alasan Konsumen Mengabaikan Keranjang Belanja
Kendati fenomena ini lumrah terjadi di situs belanja online, tetapi jika hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin Anda mengalami kerugian besar.
Misalnya, dalam kurun waktu satu bulan terdapat sepuluh calon pembeli dengan total belanja lebih dari Rp500.000,00 meninggalkan keranjang belanjanya. Dapat Anda hitung, berapa banyak potensi pendapatan yang hilang begitu saja? Sangat banyak.
Sebenarnya, cukup banyak alasan mengapa calon pembeli mengabaikan keranjang belanja dan tidak meneruskan check out. Namun, penyebab paling utama, antara lain sebagai berikut.
a. Biaya Pengiriman Tak Terduga
Mahalnya biaya pengiriman berada di urutan teratas daftar alasan pengabaian keranjang belanja. Bahkan, tak jarang biaya kirim jauh lebih mahal daripada harga barang. Selain itu, tak sedikit pula online shop yang membebankan biaya tambahan berupa ongkos packing.
Kendati tampak sepele, nyatanya hal tersebut membuat calon pembeli mengurungkan niatnya untuk melanjutkan transaksi.
b. Harus Membuat Akun
Orang memilih berbelanja di online shop lantaran lebih praktis. Namun, banyak di antara online shop yang mewajibkan daftar akun pengguna sebelum melanjutkan proses check out.
Hal tersebut cukup merepotkan dan menghabiskan waktu. Tanpa pikir panjang, calon pembeli pun mengabaikan keranjang belanja begitu saja.
c. Khawatir Tentang Keamanan Pembayaran
Keamanan pembayaran pun menjadi salah satu alasan terjadinya cart abandonment. Hal yang wajar mengingat maraknya kasus penipuan. Terlebih jika toko Anda tidak dilengkapi sertifikat SSL. Calon pembeli cenderung berpikir dua kali untuk melanjutkan belanja.
d. Proses Check Out Berbelit
Proses check out yang berbelit dapat membuat calon pembeli kebingungan dan merasa tidak nyaman. Hal ini sangat menganggu apalagi jika terlalu banyak pengisian data yang diperlukan. Alhasil, banyak di antara calon pembeli yang meninggalkan keranjangnya.
e. Tidak Menemukan Kupon Promo
Sejumlah calon pembeli tertarik berbelanja karena adanya kupon diskon atau promo produk tertentu. Calon pelanggan akan segera meninggalkan toko Anda dan mengabaikan keranjang ketika tidak menemukan apa yang mereka inginkan, yakni kupon promo.
Cara Mengurangi Cart Abandoment pada Toko Online
Dengan mengetahui alasan utama pengabaian keranjang, Anda akan lebih mudah mencari solusi terbaik. Tujuannya, tentu saja untuk mengurangi cart abondement pada toko online Anda. Secara otomatis, peluang terjadinya transaksi menjadi lebih besar.
Adapun sejumlah cara untuk mengatasi pengabaian keranjang, di antaranya sebagai berikut.
1. Transparansi Biaya Pengiriman
Pada dasarnya, calon pembeli tidak mempermasalahkan ongkos kirim. Namun, jika biaya pengiriman dianggap tidak wajar, calon pembeli lebih memilih membiarkan keranjang belanjanya.
Untuk mencegah hal tersebut, tambahkan kalkulator pengiriman otomatis sebelum proses check out agar calon pembeli dapat memperkirakan biaya pengiriman. Pastikan semuanya transparan, termasuk rincian biaya tambahan, seperti ongkos packing atau pajak (jika ada).
Akan lebih baik jika Anda memberikan beberapa pilihan ekspedisi. Dengan begitu, calon pembeli dapat memilih ekpedisi termurah. Hal ini efektif untuk mengurangi keterkejutan calon pembeli mengenai biaya pengiriman.
2. Terapkan Pop-Ups
Beri penawaran spesial yang muncul pada layar sesaat sebelum calon pembeli meninggalkan keranjang belanja atau menutup jendela situs Anda. Penawaran ini harus menarik agar calon pembeli menyelesaikan transaksi hingga tahap pembayaran.
3. Tingkatkan Keamanan Pembayaran
Cara termudah untuk menarik calon pembeli adalah dengan meningkatkan keamanan pembayaran. Pastikan toko Anda memiliki sertifikat Secure Sockets Layer yang valid dari penyedia SSL, seperti Norton, Symantec, dan lainnya. Anda pun harus selalu up to date.
Tambahkan pula logo pembayaran populer, seperti Verisign, MasterCard, Visa, dan Paypal. Untuk menarik lebih banyak calon pembeli, sediakan pilihan pembayaran lengkap, mulai dari tunai, Cash On Delivery (COD), kredit, hingga kartu debit.
4. Kirim E-mail Otomatis
Manfaatkan sistem e-mail pengabaian keranjang untuk mengirim pesan otomatis. Umumnya, pesan ini bertujuan untuk mengingatkan calon pembeli mengenai proses pembelian yang belum selesai.
Beri rincian produk yang mereka tinggalkan di keranjang belanja. Sisipkan tombol yang mengarah ke halaman website online shop Anda atau ajakan “lanjutkan belanja” untuk menarik minat calon pembeli.
5. Sediakan Pilihan Check Out Tamu
Jangan paksa calon pembeli membuat akun karena akan membuat proses check out lebih lama. Alih-alih daftar akun pengguna, lebih baik jika Anda menawarkan opsi check out tamu. Cara ini ampuh untuk mengurangi cart abandonment.
6. Sederhanakan Proses Check Out
Sebagian besar calon pembeli tidak akan melanjutkan proses check out apabila langkah yang dibutuhkan terlalu banyak. Selain cukup merepotkan, hal ini cenderung membuat calon pembeli merasa tidak nyaman dan terganggu.
Alangkah baiknya, jika Anda menyederhanakan proses check out dengan memangkas sejumlah formulir yang tidak begitu penting. Pertimbangkan pula untuk menawarkan sistem check out ekspres agar calon pembeli bisa langsung menuju halaman check out.
7. Beri Kupon Diskon
Tidak dapat dimungkiri bahwa kupon diskon sangat efektif untuk menarik perhatian calon pembeli. Jika Anda ingin meningkatkan angka penjualan, tidak ada salahnya untuk memberikan kupon diskon.
Misalnya, caschback hingga 10 persen untuk pembelian lebih dari Rp2.000.000,00 atau potongan tambahan sebesar 5 persen bagi pengguna kartu kredit. Strategi ini lebih ampuh daripada cara lainnya.
Demikianlah informasi mengenai cara mengurangi cart abandonment pada toko online. Dengan menerapkan cara tersebut, Anda dapat meminimalisasi pengabaian keranjang dan memaksimalkan potensi penjualan.